Apa kabar Ikhwan dan Akhwat, Warga Depok yang selalu rindu suara adzan Maghrib?
Sebentar lagi (atau mungkin saat Ikhwan membaca ini), bulan suci Ramadhan akan tiba. Bayangkan suasana Ramadhan di kota kita tercinta ini. Sore hari, jalanan Margonda, Grand Depok City (GDC), atau Jalan Raya Sawangan pasti macet total. Semua orang tumpah ruah berburu takjil, dari mulai gorengan, kolak, sampai es buah yang menggoda selera. Suasananya meriah, hectic, dan penuh dengan agenda “Bukber” (Buka Puasa Bersama) reuni SD sampai kuliah.
Seru? Pasti. Tapi, pernahkah hati Ikhwan dan Akhwat merasa ada yang kurang? Di tengah hiruk-pikuk “war takjil” dan padatnya jadwal bukber, kadang kekhusyukan kita sedikit tergerus. Tarawih yang semangat di awal, makin lama makin maju shaf-nya (makin sedikit).
Nah, izinkan kami mengajak Ikhwan dan Akhwat membayangkan sebuah suasana yang berbeda. Jauh di sana, di sebuah lembah yang diberkahi.
Bayangkan Ikhwan sedang duduk bersila di pelataran marmer Masjidil Haram. Di depan mata adalah Ka’bah yang diselimuti kain kiswah hitam. Di samping kanan Ikhwan adalah saudara muslim dari Turki, di kiri dari Afrika. Saat adzan Maghrib berkumandang, tidak ada gorengan atau es campur. Yang ada hanyalah kurma, air zamzam, dan sepotong roti yogurt. Tapi demi Allah, saat air zamzam itu membasahi tenggorokan, rasanya adalah kenikmatan yang tiada tara. Air mata menetes bukan karena sedih, tapi karena haru: “Ya Allah, hamba berbuka di rumah-Mu.”
Inilah magisnya Umroh Ramadhan.
1. Pahalanya Setara Haji Bersama Rasulullah SAW
Kenapa tiket Umroh Ramadhan selalu jadi rebutan, bahkan harganya bisa lebih mahal dari Haji reguler? Jawabannya ada pada janji Rasulullah SAW:“Umroh di bulan Ramadhan pahalanya seperti ibadah haji bersamaku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bayangkan, Ikhwan dan Akhwat! Haji saja antreannya puluhan tahun (di Depok bisa 20-30 tahun antreannya). Tapi dengan Umroh Ramadhan, kita bisa “mencuri” pahala setara haji itu tahun ini juga. Ini adalah Short Cut (jalan pintas) panen pahala yang luar biasa bagi kita yang usianya belum tentu sampai pada giliran haji.
2. Suasana Tarawih yang Menggetarkan Jiwa
Lupakan tarawih 8 rakaat yang “ekspres”. Di Masjidil Haram, Tarawih adalah tentang menikmati bacaan Al-Qur’an sang Imam yang merdu dan syahdu. Satu malam bisa menghabiskan 1 juz lebih. Lelah? Secara fisik mungkin iya. Tapi anehnya, hati tidak ingin berhenti. Melihat jutaan manusia ruku’ dan sujud serentak dalam keheningan malam adalah pemandangan yang akan membuat Ikhwan dan Akhwat merinding.
Dan puncaknya: Malam Lailatul Qadar. Di 10 hari terakhir, jutaan manusia tidak tidur. Mereka berburu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Tangisan taubat menggema di setiap sudut masjid. Doa-doa terbaik dilangitkan. Rasanya? Pulang ke Depok nanti, masalah hidup seberat apa pun akan terasa kecil.
3. Tantangan Fisik dan Mental (Realita)
Kami harus jujur. Umroh Ramadhan itu BUKAN untuk mereka yang manja. Kondisinya sangat padat. Lebih padat dari musim haji. Hotel-hotel penuh, jalanan macet, dan masjid selalu sesak bahkan 2 jam sebelum adzan. Cuaca pun biasanya sedang panas-panasnya (atau sejuk tergantung musim).
Ikhwan dan Akhwat butuh fisik yang prima dan kesabaran seluas samudra. Siap berdesakan? Siap jalan kaki lebih jauh karena akses kendaraan ditutup? Jika Ikhwan siap menukar kenyamanan fisik itu dengan kepuasan batin yang tak ternilai, maka Umroh Ramadhan adalah jawabannya.
4. Strategi Memilih Waktu (Awal, Tengah, atau Akhir?)
Karena biayanya cukup tinggi (mengikuti hukum Supply & Demand hotel di Arab), Ikhwan dan Akhwat harus cerdas memilih paket:
- Awal Ramadhan: Suasana mulai ramai, tapi harga masih relatif “masuk akal”. Cocok untuk pemanasan spiritual.
- Tengah Ramadhan (Nuzulul Quran): Semakin ramai, kekhusyukan makin terasa.
- Akhir Ramadhan (Lailatul Qadar & Lebaran di Mekkah): Ini adalah paket “Sultan” dan “Pejuang”. Harganya paling tinggi, keramaiannya paling puncak. Tapi nikmatnya Shalat Ied di depan Ka’bah tak tergantikan.
5. Jangan Sampai Kehabisan “Kursi”
Warga Depok yang kami cintai,
Berbeda dengan umroh reguler yang bisa dipesan dadakan sebulan sebelumnya, Umroh Ramadhan adalah “medan perang” tiket. Hotel-hotel di Mekkah sudah di-booking oleh travel-travel besar dunia sejak 6 bulan sebelumnya.
Di travel umroh amanah AsarTour, kami sering kali harus menutup pendaftaran Umroh Ramadhan jauh-jauh hari karena kuota seat pesawat dan kamar hotel sudah ludes. Banyak jamaah yang datang menangis ingin daftar di H-1 minggu Ramadhan, tapi kami tak bisa bantu apa-apa.
Jadi, kuncinya adalah: Gerak Cepat.
Penutup: Lebaran Terbaik dalam Hidupmu
Bayangkan saat Ikhwan dan Akhwat kembali ke tanah air. Tetangga sibuk pamer baju baru lebaran. Tapi Ikhwan? Ikhwan pulang dengan baju iman yang baru. Wajah Ikhwan bercahaya karena bekas wudhu dan air zamzam. Saat orang lain maaf-maafan lewat WhatsApp, Ikhwan sudah puas memohon ampun langsung di depan pintu Ka’bah.
Tahun ini, maukah Ikhwan dan Akhwat mengganti suasana “Macet Margonda” dengan “Padatnya Masjidil Haram”?
Amankan Kursi Ramadhanmu Sekarang
Jangan tunggu THR cair dulu baru daftar, nanti keburu habis. Mari rencanakan dari sekarang. Cek ketersediaan seat Umroh Ramadhan (Awal, Tengah, atau Full Ramadhan) di website AsarTour.com.
Atau mampir ke kantor kami untuk konsultasi strategi pembayaran dan persiapan fisiknya. Mari kita jemput Lailatul Qadar tahun ini di tempat terbaik di muka bumi.





