Beton merupakan salah satu elemen penting dalam banyak proyek konstruksi karena memiliki beberapa karakteristik dan keunggulan yang sangat dibutuhkan dalam membangun struktur yang kuat dan tahan lama. Penggunaan beton juga semakin banyak peminatnya. Agar bisa dipakai pada berbagai jenis proyek, produsen beton mengeluarkan produk beton instan atau siap pakai yang bisa digunakan tanpa membutuhkan tenaga tambahan.

Selain beton siap pakai, ada berbagai jenis beton yang digunakan dalam konstruksi bangunan, masing-masing dengan karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda. Meskipun dari berbagai tampilan dan warnanya terlihat sama, tetapi setiap jenis beton memiliki campuran dan kegunaan yang berbeda-beda pula.

Berikut ini adalah berbagai jenis beton yang biasanya digunakan pada konstruksi, yaitu:

Beton Normal

Beton normal atau beton konvensional adalah jenis beton yang paling umum digunakan dalam konstruksi bangunan. Beton normal terdiri dari campuran bahan utama seperti semen, air, agregat kasar (batu pecah), dan agregat halus (pasir). Proporsi dari masing-masing bahan ini diatur secara teliti sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan untuk mencapai kekuatan dan ketahanan yang diinginkan. Beton normal memiliki kekuatan tekan yang baik dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pondasi, balok, pelat, dan struktur lainnya.

Berat dari jenis beton ini juga bervariasi, karena adanya campuran celah kerikil sehingga total berat antara 2200 dan 2500 kg per meter kubus, dengan kekuatan tekanan mencapai 200 sampai 500 kg per cm.

Beton Non Pasir

Beton non-pasir adalah jenis beton yang menggunakan agregat halus selain dari pasir sebagai salah satu komponen utamanya. Biasanya, beton ini menggunakan bahan pengganti pasir seperti abu terbang, abu batu, atau bahan lain yang memenuhi syarat sebagai agregat halus dalam campuran beton.

Karena jenis beton ini tidak menggunakan pasir, biasanya beton non-pasir akan memiliki tekstur berongga yang berisi udara di celah-celah kerikil. Hal tersebut yang membuat beton non-pasir lebih ringan dibandingkan beton normal.

Beton Ringan

Beton ringan adalah jenis beton yang memiliki densitas atau berat jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan beton normal. Hal ini dicapai dengan menggunakan agregat ringan atau bahan pengisi seperti busa atau serpihan bata yang dikombinasikan dengan semen, air, dan bahan tambahan lainnya.

Berat beton yang kurang dari 1920 kg per m3 maka dapat dikategorikan sebagai beton ringan. Penggunaan agregat yang ringan dalam campuran beton akan menghasilkan beton dengan bobot akhir yang lebih ringan dibandingkan dengan beton konvensional yang menggunakan agregat kasar dan halus biasa. Ini terutama berlaku jika agregat ringan seperti busa, serpihan bata, atau agregat ringan lainnya digunakan sebagai pengganti sebagian atau seluruh agregat kasar dalam campuran beton.

Beton Pracetak

Beton pracetak atau precast concrete adalah beton yang dicetak dalam bentuk tertentu di pabrik atau fasilitas produksi, kemudian diangkut dan dipasang di lokasi proyek konstruksi. Proses ini berbeda dengan beton cor konvensional yang dicetak dan diolah di lokasi proyek. Beton ini menjalani perawatan (curring) terlebih dahulu di lingkungan terkontrol sebelum dikirimkan menuju lokasi konstruksi.

Beton Prategang

Beton prategang atau prestressed concrete adalah jenis beton yang diperkuat secara aktif sebelum dikenakan beban struktural. Teknik ini menggunakan prategang atau tegangan pra-beban untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan beton terhadap gaya tarik, yang merupakan kelemahan utama dari beton konvensional.

Proses pembuatan beton prategang membutuhkan alat berat dan keterampilan khusus dari yang membuatnya. Maka dari itu, unti beton prategang dibuat dan dirakit di lokasi.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *