
Seperti pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Begitu juga dalam membuat bangunan. Kita wajib untuk mengantisipasinya dengan memerhatikan bahan bangunan, kualitas mortar, struktural, dan juga berbagai faktor lainnya. Bangunan yang tidak kokoh bisa mendatangkan berbagai kerugian material bahkan dapat memakan korban. Jadi, sebelum membuat pondasi rumah, ada baiknya kita memperhatikan berbagai aspek berikut ini.
Perhatikan kondisi lahan atau tanah
Sebelum memutuskan untuk mendirikan bangunan, ada baiknya kamu mempertimbangkan struktur tanah dan kondisi lahan. Kondisi tanah juga dapat mempengaruhi kekokohan suatu bangunan. Ketika akan membeli tanah sebagai hunian, perhatikan kondisi tanah dan lahannya. Jangan sampai memilih lahan yang rawan akan longsor atau dekat lereng yang curam. Ketika sudah terlanjur membeli tanah dengan kondisi tertentu, kamu dapat berkonsultasi dengan kontraktor untuk menemukan solusi terbaiknya.
Mempertimbangkan & merencanakan desain tembok
Tentukan desain yang ingin dibuat dan rencanakan pembangunan secara matang. Mulai dari berapa lantai yang akan dibangun dan jenis pondasi rumah yang akan dipilih. Hal tersebut dikarenakan terdapat perbedaan antara pondasi rumah satu lantai dengan pondasi rumah dengan lantai bertingkat. Rumah dengan lantai satu biasanya membutuhkan kedalaman pondasi yang lebih dangkal. Di Indonesia, maksimal kedalaman pondasi cakar ayam yang diizinkan pada bangunan 2 lantai adalah 4 meter.
Jangan lupa untuk memperhatikan drainase
Drainase dibutuhkan untuk melindungi pondasi dari terjangan air tanah atau terpaan hujan. Drainase dibuat untuk mengatur dan membuang kelebihan air yang dapat mempengaruhi kekuatan pondasi. Selain untuk melindungi pondasi, drainase juga mempunyai berbagai manfaat lainnya misalnya untuk kebersihan lingkungan, mencegah banjir, dan berbagai kerusakan struktural lainnya.
Memilih bahan bangunan yang tepat dan berkualitas
Sebelum memilih bahan bangunan, kenalilah kondisi alam sekitarnya. Karena kita tinggal di iklim tropis dengan kondisi yang lembab dan juga bercurah hujan tinggi, heavyweight atau bahan mempunyai massa termal yang tinggi. Biasanya terdiri dari bahan padat, seperti beton, batako, atau batu bata merah. Nah, batu bata merah merupakan bahan bagunan yang lumrah digunakan untuk membangun tempat tinggal. Salah satu alasannya adalah dapat mereduksi hawa panas, sehingga ruangan akan lebih sejuk.
Selain bahan untuk pondasi tembok, memplester adalah salah satu kunci untuk membuat bangunan lebih kokoh. Oleh karena itu, sebaiknya memilih bahan untuk adonan plester, misalnya saja semen yang berkualitas. Pastikan bahan plesteran yang terdiri dari pasir, semen dan air tercampur dengan perbandingan yang sesuai. Biasanya rasio atau perbandingan semen dan pasir adalah 1:3 hingga 1:6 dengan ketebalan plesteran 10 mm atau 15 mm.
Itu dia berbagai tips untuk membuat tembok untuk hunian yang kokoh.