Daun bawang memang menjadi salah satu bahan masak esensial yang tidak boleh ketinggalan ketika mengolah makanan. Selain berguna untuk menambah rasa pada makanan, daun bawang sendiri mengandung banyak nutrisi seperti serat, kalsium, asam folat, vitamin C, dan kalium.

Menariknya, agar stok daun bawang tetap aman, kita bisa membudidayakannya sendiri, lho. Kita dapat menanamnya hanya dengan pot sehingga tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas.

Mau tahu bagaimana cara menanam daun bawang dalam pot yang tepat? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.

Syarat Tumbuh Daun Bawang

Sebelum menanam daun bawang, kita perlu memahami dulu syarat tumbuh pada tanaman yang satu ini. Daun bawang bisa tumbuh dengan baik jika kita tanam pada area dengan ketinggian 900-1.700 mdpl dan suhu udara 19-24 derajat celsius.

Selain itu, daerah tanam juga harus memiliki tingkat kelembapan udara sebesar 80-90 persen dan tingkat keasaman tanah dengan pH netral 6,5-7,5. Namun, bukan berarti daun bawang tidak bisa tumbuh di dataran rendah dengan suhu panas. Hanya saja, hasilnya nanti akan kurang masikmal.

Setelah mengetahui syarat tumbuhnya, kita bisa mulai menanam daun bawang dengan memperhatikan tahapan berikut ini.

Menyiapkan Media Tanam

Media tanam berupa campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian, aduk tanah sampai merata dan masukan ke dalam pot. Lalu, diamkan selama 5-7 hari.

Memilih Bibit Berkualitas

Setelah 5-7 hari, kita dapat menyiapkan bibit daun bawang yang ingin kita tanam. Tidak perlu membeli bibit baru, kita bisa menggunakan teknik stek akar untuk membudidayakan daun bawang.

Kita pilih daun bawang di rumah yang memiliki akar masih utuh. Selanjutnya, memotong bagian atasnya dan sisakan  kurang lebih 5-10 cm.

Meletakkan Bibit di Media Tanam

Jika ingin menanam bibit daun bawang secara organik, kita hanya perlu membuat lubang tanam.  Selanjutnya, masukkan bibit ke dalamnya dan menimbunnya kembali dengan tanah. Akan tetapi, apabila ingin mempercepat pertumbuhannya, kita bisa merendam dulu bibit dengan larutan fungisida selama 10-15 menit.

Cara ini bisa menurunkan risiko akar daun bawang rusak karena serangan hama maupun jamur. Kemudian, buat lubang tanam dengan kedalaman 10 cm dan masukkan bibit ke dalamnya. Jangan lupa timbun dengan baik, ya.

Supaya tunas tumbuh semakin cepat, kita bisa meletakkan pot di tempat yang teduh atau tidak terpapar matahari secara langsung. Penyiraman kita lakukan secara rutin dengan semprotan sampai tunas muncul ke permukaan.

Melakukan Perawatan Rutin

Setelah tunas mulai muncul, kita perlu mengubah cara merawat daun bawang. Hal yang harus kita lakukan adalah penyiraman 1-2 kali sehari, pemupukan ulang sejak minggu keempat, penyiangan gulma 2 minggu sekali, dan pemotongan tanaman yang busuk atau layu.

Selain itu, kita juga harus melakukan pemupukan dengan obat penyubur 3 minggu sekali. Obat penyubur yang bisa menjadi pilihan kita adalah pupuk ZA, pupuk organik cair, atau urea.

Memanen Daun Bawang

Masa panen pada daun bawang yang kita budidayakan secara vegetatif memang relatif cepat. Kita bisa melakukan panen saat tanaman telah berumur 75 hari dari proses penanaman. Saat memanen daun bawang kita juga perlu menggunakan teknik yang benar.

Kita harus memilih daun bawang paling tua dengan ciri jumlah rumpunnya banyak, daun berwarna hijau tua dan keras, serta pada bagian bawahnya mulai menguning. Caranya, kita dapat memotong bagian pangkal batang agar anakannya masih terus tumbuh.

Apabila sudah selesai, kita bisa mencuci daun bawang hasil panen dan menggunakannya sebagai bahan memasak.

Cukup mudah, bukan? Kita memang perlu memperhatikan setiap langkahnya dengan cermat agar proses budidaya menghasilkan daun bawang yang subur dan sehat.

Ingin informasi lebih lengkap mengenai cara tanam daun bawang atau tips seputar agroteknologi lainnya? Silakan kunjungi jokowarino.com. Semoga bemanfaat!

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *